Cyber bullying : Jerawat Itu Normal
Dilansir dari laman Wikipedia, Media sosial adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi bwlog, jejaring sosial, Wiki, forum dan dunia virtual. So,media sosial banyak jenisnya juga. Tapi, yang banyak digunakan di kalangan masyarakat adalah seperti yang disebutkan tadi yaitu Facebook, twitter, instagram, dan whatsapp. Nah, dari sekian media sosial yang telah disebutkan tadi, ternyata memiliki banyak dampak positif seperti memposting foto, video, status, dan masih banyak lainnya. Dengan media sosial ini banyak kemudahan yang bisa di rasakan, seperti lebih mudah dan efisien berkomunikasi dengan orang lain, seperti fitur panggilan video dan lainnya. Tapi, media sosial juga punya dampak negatif lho,Salah satunya yaitu bullying. Mengapa demikian? Karena dalam media sosial setiap individu bisa bebas berkomentar berpendapat dan menanggapi sesuatu, sehingga karena kebebasan tersebut kadang berujung dengan bullying.
Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Secara umum bullying terbagi atas 3 yaitu bullying secara fisik, bullying secara verbal, dan Cyber Bullying. Nah dari ketiga jenis bullying ini yang paling banyak terjadi akhir-akhir ini adalah Cyber Bullying. Cyber Bullying adalah Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik (rekaman video intimidasi, pencemaran nama baik lewat media sosial). Nah dari berbagai bentuk dari jenis Cyber Bullying yang paling sering terjadi di kalangan pengguna sosial media adalah Body Shaming. Body Shaming merupakan suatu tindakan mengomentari kekurangan orang lain. Nah, kasus Body Shaming ini sering terjadi kepada para selebgram karena di sosial media yang banyak di gunakan oleh masyarakat modern ini siapa pun bebas memposting video atau foto, pun berkomentar. Salah satu korban Body Shaming ini adalah seorang selebgram asal Sulawesi Selatan. Ia di bully karena memiliki wajah yang berjerawat padahal itu hal yang normal. Salah satu komentar yang saya baca seperti ini " Wah, Kak ***y kok mukanya gitu, banyak jerawatnya ? " komentar seperti ini membuat mental perempuan menjadi lemah sehingga menyebabkan stress karena ia berpikir memiliki wajah yang kurang enak dipandang. Pada hakikatnya, perempuan akan sangat senang jika dipuji, begitu pula sebaliknya ia kan sedih jika mendapat cacian. Tapi, di samping itu, ada pula komentar positif yang sempat saya baca, seperti ini " tetap percaya diri kak, jerawat itu normal. Ukuran kecantikan seseorang itu bukan dari wajah saja, tapi kecantikan sebenarnya itu dari hati "
Oleh karena itu, Media Sosial bisa kita ibaratkan sebagai sebilah pisau, di satu sisi berguna untuk kehidupan, namun di sisi lain bisa menghancurkan kita. Sebagai pengguna media sosial yang cerdas, kita harus bisa memfilter kata-kata yang akan kita tulis jika ingin berkomentar, bisa jadi hal tersebut melukai hati seseorang hanya karena satu kata saja dari kita. Sebagai pengguna media Social yang bijak, seharusnya media Sosial ini kita gunakan untuk hal yang positif, bukan malah saling menjatuhkan, apa lagi sesama perempuan, sepantasnya lagi kita woman Support woman.


Komentar
Posting Komentar